Reda. Mungkin ia tidak semudah yang menyebut perkataan ini. Namun sebagai umat Islam, kita harus menerima setiap apa yang berlaku dengan reda. Walaupun mungkin sesuatu ujian itu agak berat namun kita haruslah menerimanya dengan hati yang terbuka.

Reda dengan qada’ dan qadar itu ialah menerima segala ketetapan Allah dengan penuh ikhlas, tunduk dan patuh sama ada suka atau duka yang melanda. Hati tetap melaluinya dengan tenang dan lapang serta tidak menyangkal akan segala yang ditetapkan ke atasnya.

Firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah ayat 216:

وَعَسَىٰۤ أَن تَكۡرَهُوا۟ شَیۡـࣰٔا وَهُوَ خَیۡرࣱ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰۤ أَن تُحِبُّوا۟ شَیۡـࣰٔا وَهُوَ شَرࣱّ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Maksudnya: “Dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya.”

Setiap manusia akan diuji melalui jalan kesenangan, kejayaan dan ada juga yang diuji melalui masalah mahupun musibah. Allah Mengetahui sejauh mana kekuatan dan kemampuan hamba-Nya.

IKLAN

Saat ditimpa ujian, Islam mendidik jiwa agar bersabar, bertawakal dan diakhiri dengan reda. Mereka yang menerima segala ketetapan dan peraturan daripada Allah adalah yang paling redha dengan takdir-Nya.

Jika kita memilih sebaliknya dan mempertikai peraturan Allah seperti kenapa harus aku berhijab, maka ia dicela oleh Allah seperti dalam hadis Qudsi:

من لم يرض بقضائى ويصبر على بلائى فليلتمس رباً سواى

IKLAN

“Barangsiapa yang tidak reda terhadap qadak Ku serta tidak sabar terhadap ujian Ku, maka carilah Tuhan lain selain Ku.” (Hadis Riwayat Thabrani)

Dalam sebuah hadis, daripada Nabi SAW bahawa baginda bersabda :

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا حِينَ يُمْسِي ثَلَاثًا وَحِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثًا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

IKLAN

(Aku reda Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabiku).’ Ketika masuknya waktu petang hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, maka wajib bagi Allah untuk meredhainya pada hari kiamat.” (Hadis Riwayat Ahmad no. 18200)

Namun, apakah semudah itu jalan untuk menggapai reda Allah? Ia bukan semudah itu. Mari kita berazam untuk jadikan zikir ini sebagai amalan harian kita. Dibaca 3 kali pada waktu pagi dan 3 kali pada waktu petang. Mudah-mudahan dengan beramal dengannya kita beroleh reda Allah di Mahsyar kelak.

HIJABISTA: Seperti yang kita ketahui, kehidupan kita hari ini adalah bersifat sementara. Oleh itu berusahalah untuk mendapat kereadaan dari Allah demi kehidupan abadi dunia dan akhirat. 

Sumber kredit: Ustazah Asma’ Harun Top image: Photo by Alex Green from Pexels

Tampil #1 on top dengan fashion muslimah terkini di HIJABISTA!
Download seeNI sekarang!

KLIK DI SEENI